Menolak Pertumbuhan

Saya akhir-akhir ini agak tergelitik oleh fakta kalau saya mengobrol dengan teman-teman yang lahir di tahun 2000-an itu rasanya seperti mereka lebih tua daripada adik saya sendiri yang notabene lahir di tahun 1998. Saya jadi berpikir, apakah benar kita cenderung menolak menyaksikan pertumbuhan?

(Murayama dari SMA Oya di serial HiGH&LOW via IMDB)

Saya akhir-akhir ini agak tergelitik oleh fakta kalau saya mengobrol dengan teman-teman yang lahir di tahun 2000-an itu rasanya seperti mereka lebih tua daripada adik saya sendiri yang notabene lahir di tahun 1998. Saya jadi berpikir, apakah benar kita cenderung menolak menyaksikan pertumbuhan?

Pertanyaan Itu

Fenomena tersebut mungkin juga sering kita rasakan. Saat bertemu keluarga di momen lebaran atau natal misal. “Ya ampun, saiki kok wis gede men mbiyen lho koe gur sak upil.”, begitulah kira-kira ucapan pakde-bude saya saat membandingkan saya yang sekarang dengan yang dulu. Poinnya sama, orang dewasa saya lihat cenderung menolak pertumbuhan, yang efek sampingnya yang paling terlihat ya jadi susah menerima masukan dari junior/yang lebih muda.

Padahal, di era digital yang dari SD kebanyakan anak sudah punya gawai ini informasi lebih cepat diserap mereka yang lebih muda. Saya sendiri akhirnya lebih memilih untuk belajar menerima itu, bahwa kita lebih tua tidak selalu berarti kita lebih unggul.

Posting Komentar

Komen di sini

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak